"ASSALAMU'ALAIKUM YAA AKHI YAA UKHTI"

Rabu, 07 Juli 2010

Buletin SWEAR - Laa Tahzan

Nikmatnya Ilmu


“Adik, mbak, ayo belajar!!!”, mungkin kata-kata ini pernah, bahkan sering kita dengar. Yupz, ini kata-kata ibu yang selalu menyuruh kita belajar dari kita kecil. Kenapa ya?? Pastinya agar kita tidak bodoh. Karena kebodohan itu merupakan tanda kematian jiwa, terbunuhnya kehidupan, dan membusuknya umur. Serem ya,, Allah juga telah memerintahkan kita dalam firman-Nya, “ Sesungguhnya, Aku mengingatkan kepadamu supaya kamu tidak termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan” (Q.S. Hud : 46)
Well, pasti kebanyakan sobad swear dah pada tahu kalau menuntut ilmu itu wajib. Tapi tahu gak sih ternyata ilmu itu menyimpan banyak kenikmatan, keberkahan, dan manfaat?
Ilmu, adalah cahaya bagi hati nurani, kehidupan bagi ruh, dan bahan bakar bagi tabiat. Kebahagiaan, kedamaian, dan ketentraman hati juga berawal dari ilmu pengetahuan. Itu terjadi karena ilmu mampu menembus yang samar, menemukan sesuatu yang hilang, dan menyingkap yang tersembunyi.
Namun, sering kali kita malas-malasan dalam menuntut ilmu, mengesampingkan ilmu, dan kadang merasa diri kita bodoh dan tak mau bangkit lagi. Padahal, kita yang notabene udah terdaftar sebagai siswa di suatu sekolah yang bagus dan udah tercukupi semua kebutuhannya. Lalu bagaimana dengan anak yang ingin menuntut ilmu namun tidak mempunyai cukup biaya atau yang memiliki kemampuan memahami di bawah kita??
Yaa ikhwanul karim, laa tahzan wa laa taqof. Ilmu itu dapat kita dapatkan di mana saja kita berada. Tak harus di sekolah. Entah itu ketika kita berada di jalan, halte, rumah, stasiun, taman, atau di tempat lainnya. Bahkan di alam terbuka banyak ilmu yang bisa kita dapat.
“Dan tidak diciptakan segala sesuatu yang ada di langit dan di bumi dan apa yang ada di antara keduanya dengan sia-sia.” (Q.S. Shad : 27)
So, jangan bersedih kalau kita gak punya biaya, karena ilmu dapat kita dapatkan di mana aja kita berada. Contohnya yuk kita tengok si berang-berang. Hewan yang kecil nan imut ini mampu membendung sungai yang berarus deras. Design bendungan ini sangat kokoh dan mampu bertahan dalam waktu yang lama. Hebat kan? Kalau hewan aja bisa, kenapa kita gak?!
Kalau tadi berang-berang, sekarang mari contoh Ibnu Hajar Al-Asqalani yang menyusun kitab Fathul Barri. Beliau sempat frustasi dalam menuntut ilmu karena beliau tidak segera mampu menghafal seperti yang diperintahkan gurunya. Pada suatu hari beliau melihat suatu fenomena yang menjadikan beliau semangat kembali untuk menuntut ilmu. Beliau melihat air hujan yang mampu melubangi batu yang begitu kerasnya. Sejak saat itu beliau tersadar dan kembali berjuang menuntut ilmu.
Jadi ayo semangat dan JANGAN BERSEDIH dalam menuntut ilmu. Karena dengan ilmu, kita dapat mengetahui hal-hal baru yang menarik dan tidak akan terperosok dalam keadaan yang sesat. Ilmu akan menyinari kita dan menunjukkan ke pada kita suatu yang benar. Dan semua itu mungkin atas izin Allah.
“Dan katakanlah. Yaa Rabb-ku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan” (Q.S. Thaha : 114)
Aamiin.... (f_Aya)

Buletin SWEAR - Midi

"SENYUM"

Tabassumuka fii wajhii akhika shadaqah (Senyumanmu di hadapan saudaramu adalah sedekah). HR. Tirmidzi

Ekhem.. shobat SWEAR, sebelumnya syapa sich yg g’ kenal ama hadits ini?, itu lho..yang waktu kemarin Qt lafalin di bangku “TK” sama-sama!! Inget kan?.he..he..

SENYUM itu memang aneh tapi nyata. (Ya..gak?!) setiap orang punya bibir tetapi tidak setiap orang biasa atau pandai tersenyum. Bahkan ada juga karenai senyuman, orang menjadi teriris hatinya, “senyuman sinis”. Ada juga “senyuman menggoda”, yang membuat orang yang melihatnya terjerumus ke lembah maksiat (Na’udzubillah). Tetapi, ada juga lho..sebuah senyuman yang membuat hati kita tergetar saat melihatnya, itu adalah “senyuman ketabahan”, yang dialami oleh orang yang tengah dilanda bencana berupa kepahitan hidup. Ada lagi senyum yang mampu membuat hati Qt ikut bahagia. Inilah “senyum tulus” yang lahir dari hati yang paling dalam, yang lahir dari kerinduan ingin membahagiakan orang lain, yang lahir dari kerinduan menghormati dan memuliakan orang lain.

Dalam hal ini, Rasulullah saw telah mempraktekkan senyuman yan tulus di hadapan para sahabat. Beliau, di mata sahabat-sahabatnya selalu hadir dalam wajah murah senyum, wajah yang cerah-wajah yang indah.

Nach..! sekarang masalahnya bagaimana dengan diri Qt? sudahkah seperti Rasulullah saw?? (Wah..perlu instrospeksi diri lagi nich..he..he..)

Begitu pula pada waktu itu, salah satu istri Rasulullah saw (Khadijah), memberikan secangkir the yang tidak sengaja memasukkan garam sebagai pengganti gula. Dan sobat SWEAR..,apa coba yang dilakukan Rasulullsh saw. pada saat meminumnya? Apakah berupa semburan ataukah cacian yang diberikan pada Khadijah istrinya??

Subhanallah, ternyata tidak Sobat! Rasul Qt malah memberikan “senyuman termanis” yang mencerminkan pribadi luhur dalam diri Rasul..
Inilah shobat SWEAR sebuah suri tauladan yang patut untuk qt tiru untuk menumbuhkan sikap proporsional dalam menentukan senyuman sebagai bentuk ibadah qt kepada Allah swt. Mari kita latih diri qt untuk senyum dengan tulus. Insya allah, selain membuat Qt merasa bahagia, orang lainpun menjadi tertsrik dengan sikap kita. Oleh karena itu, hadapilah persoalan hidup Qt dengan senyuman yang tulus. Saatnya sekarang!! S M I L E ..he..

(Suci)